Sabtu, 17 September 2011

Tumbuhan Venus

Tumbuhan Venus


Selain hewan-hewan predator yang dijelaskan sebelumnya, terdapat pula beberapa jenis tumbuhan yang "memangsa" dengan cara mengagumkan. Salah satunya adalah "Venus", tumbuhan yang menangkap dan memakan serangga yang hinggap.
Tumbuhan ini mendapatkan mangsa dengan cara sebagai berikut: seekor lalat yang sedang mencari makan tiba-tiba menemukan tumbuhan yang sangat memikat: tumbuhan Venus. Bentuk tumbuhan ini mirip sepasang tangan yang sedang memegang mangkuk. Yang membuatnya menarik, selain warnanya yang merah menyala, tumbuhan ini juga mengeluarkan bau harum yang berasal dari kelenjar di sekitar kelopak. Lalat terpikat oleh bau harum ini dan mendarat di atas kelopak tanpa ragu. Ketika bergerak untuk mencari makanan, tanpa sengaja lalat menyentuh bulu-bulu kelopak yang tampaknya tidak berbahaya. Beberapa saat kemudian, kelopak menutup dengan cepat. Lalat terjepit kuat di antara dua kelopak tersebut. Tumbuhan Venus mulai mengeluarkan cairan yang "melarutkan daging" sampai bentuk lalat berubah menjadi semacam gel. Gel ini kemudian diserap tumbuhan.
Tumbuhan Venus menangkap lalat dengan kecepatan yang sungguh luar biasa. Kelopak menutup dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada kecepatan tangan manusia. (Cobalah menangkap lalat yang hinggap di telapak tangan. Kemungkinan besar Anda akan gagal, namun tumbuhan ini berhasil melakukannya). Bagaimana tumbuhan yang tidak memiliki tulang maupun otot ini dapat melakukan gerakan sedemikian cepat?

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ada sistem listrik pada tumbuhan Venus. Cara kerja sistem ini adalah sebagai berikut: gesekan serangga pada bulu kelopak diteruskan kepada reseptor yang terletak di bawah bulu. Bila gesekan mekanik ini cukup kuat, reseptor akan mengirimkan sinyal listrik ke seluruh permukaan kelopak, seperti gelombang air di kolam. Sinyal listrik ini diteruskan menuju sel-sel penggerak agar kelopak menutup tiba-tiba, dan akhirnya mekanisme diaktifkan untuk menyerap lalat.
Selain sistem stimulus pada tumbuhan, sistem mekanisme untuk menutup kelopak juga diciptakan dengan sempurna. Begitu sel-sel dalam tumbuhan tersebut menerima stimulus listrik, terjadi perubahan konsentrasi air di dalam sel. Sel-sel kelopak mengeluarkan air dari tubuh mereka. Peristiwa ini mirip dengan kempesnya sebuah balon. Sebaliknya, sel-sel di luar kelopak menyerap kelebihan air dan kemudian mengembang. Proses menutupnya kelopak ini sama persis dengan saat manusia menggerakkan tangannya; satu otot berkontraksi dan satu otot mengendur.
Lalat yang terjebak di dalam kelopak sebenarnya menyentuh bulu-bulu kelopak berkali-kali, menyebabkan sinyal listrik dilepaskan kembali sehingga kelopak menutup lebih rapat. Sementara itu, kelenjar-kelenjar pencernaan pada kelopak pun mulai diaktifkan. Akibat stimulus ini, kelenjar-kelenjar itu membunuh serangga dan melarutkan tubuhnya perlahan-lahan. Jadi, tumbuhan memakan cairan pencernaan yang telah berubah menjadi hidangan lezat dengan diperkaya protein tumbuhan tersebut. Pada akhir proses pencernaan, mekanisme yang telah menyebabkan kelopak tertutup kemudian bekerja kembali secara terbalik untuk membuka kelopak.
Sistem ini juga memiliki keistimewaan lain yang menarik: untuk menutup kelopak, bulu-bulu harus disentuh dua kali berturut-turut. Sentuhan pertama membangkitkan muatan listrik statis, namun tidak membuat kelopak menutup. Kelopak hanya dapat menutup pada sentuhan kedua setelah muatan listrik statis mencapai batas tertentu dan dilepaskan. Dengan mekanisme ganda ini, kelopak tidak akan menutup tanpa kehadiran mangsa. Misalanya, kelopak tidak akan menutup saat terkena setetes air hujan.
Sekarang, mari renungkan sistem yang sangat canggih ini. Keseluruhan sistem harus ada dalam waktu bersamaan untuk dapat menangkap dan mencerna mangsa. Bila salah satu komponen sistem tidak ada, berarti tumbuhan itu akan mati. Misalnya, bila tidak ada bulu di dalam kelopak, kelopak tak dapat menutup karena tidak akan terjadi reaksi apa pun pada tumbuhan meskipun serangga berjalan bolak-balik di dalam kelopak. Demikian pula, jika mekanisme menutupnya ada, namun sama sekali tidak ada kelenjar pencernaan, keseluruhan sistem tidak akan berguna. Singkatnya, bila salah satu unsur dari sistem ini tidak ada, tumbuhan akan mati.
Tumbuhan Venus, sejak diciptakan, pasti telah memiliki kemampuan seperti itu. Tumbuhan ini tentu tidak sekonyong-konyong berubah menjadi pemangsa serangga. Pasti bukan mantra ajaib "kebetulan" yang membuat tumbuhan ini menjadi pemangsa profesional.
Hal yang paling penting adalah pemangsa terampil ini tidak mempunyai kemampuan berpikir. Andai saja makhluk hidup ini bukan tumbuhan nelainkan hewan, pendukung teori evolusi mungkin akan mengklaim bahwa hewan tersebut telah mengalami kemajuan dengan sendirinya karena keterlibatan seluruh "alam". Akan tetapi, yang dibahas di sini adalah sistem yang ditemukan pada suatu tumbuhan, makhluk tanpa otak atau struktur serupa otak, dan tentu saja tidak "sadar". Tumbuhan itu bahkan tidak menyadari bahwa yang ia sedang memangsa. Ia juga sudah diciptakan dengan suatu sistem yang membuatnya mampu mencari makan sendiri tanpa harus susah payah, sama seperti tumbuhan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar